Senin, 26 Maret 2012

In Memoriam, My Beloved Grandpa !

Awalnya, aku liat temenku nangis saat membaca sebuah kertas yang uda lecek. Waktu itu di kelas pas ga ada pelajaran alias jam kosong. Karena aku penasaran, ada apa sih sebenernya kok baca kertas itu sampek nangis? Aku beranjak dari tempat duduk dan segera menghampiri dia untuk meminjam kertas yang dia baca tadi. Lalu aku kembali ke tempatku semula dan mulai membacanya.
Jika aku tua nanti,
Mengertilah terhadapku,
Jika aku lupa cara mengikat sepatuku ,
Ingatlah saat ku dulu mengajarimu..


Kalau aku berulang-ulang mengatakan sesuatu,
Bersabarlah mendengarkanku
Jangan memutus pembicaraanku
Walau sudah bosan telingamu..


Jika aku seketika lupa pembicaraan kita,
Berilah aku waktu untuk mengingatnya
Bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting
Asal kau ada mendengarkan disampingku..


Saat kau kecil aku harus mengulang cerita
Yang telah beratus kali kubacakan agar kau tertidur dan gembira
Jika aku tua nanti, rengkuhlah jemariku ini
Beri aku perhatianmu yang tak pernah henti..
Belum selesai aku membacanya, air mataku uda mulai antre di pelupuk mata dan ingin segera mendesak keluar. Tiba-tiba ada salah seorang temenku yang nyeletuk "nangiiss nuw. . !" gitu, dan dengan sekuat tenaga aku mengurungkan niat untuk meneteskan air mata. :')
Aku lalu melanjutkan membaca. . .
Kalau aku perlu kamu memandikanku, janganlah marah kepadaku
Ingatlah, sewaktu kecil aku harus memakai seribu cara untuk membujukmu Kalau aku tak paham informasi dan hal baru, janganlah mengejekku
Ingatlah dahulu aku harus bersabar menjawab setiap "mengapa" darimu..


Jika nanti aku lemah dan tak sanggup berjalan lagi,
Ingatlah saat kau dulu belajar menapakkan kaki
Ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku
Seperti saat aku dulu mendampingimu..


Kini, temani aku jalani sisa usiaku
Berikan kasih tulus mu Kan ku balas dengan rasa syukurku
Serta cinta tak terhingga untukmu..


Jika aku tua nanti,
Kelak kan tiba waktuku tuk pergi
Panjatkanlah selalu doamu padaNya yang Maha Tinggi
Karena permohonanmu kan melesat bagai cahaya dalam kuburku …
menerangi tempat peristirahatan terakhirku ..
Kali ini aku tak bisa menahannya lagi. Air mataku bercucuran membaca kelanjutannya. Dan pada waktu itu, aku inget kung ! :'( Soalnya di kertas itu tuh ada gambar-gambar kakek yang uda tua gitu !
Jadi ngerasa nyesel belum bisa penuhi maunya beliau :'(
Maaf ya kung, aku janji kok bakalan berusaha penuhi pesen kung yang terakhir itu ! Trust me !
Trus aku lanjutin baca lagi. . .
Jangan kau tangisi dan ratapi aku dengan kesedihanmu
Berdoa dan perbanyaklah amal baikmu
Doa anak saleh yang kan membantu
dan jadi pelita dalam kuburku..


Jadilah orang yang berbakti
Isi hidup dengan hal yang berarti
Agar kelak Dia kan mempertemukan kita kembali
Ditaman surgaNya yang abadi...
Dari situ aku nyimpulin :
Selagi kita masih bernafas dan masih diberi kesempatan untuk bersama-sama dengan orang yang kita sayangi dan orang yang menyayangi kita, lakukan yang terbaik untuk mereka. Buat mereka bangga dengan kita. Tak ada kata terlambat untuk berbuat baik.

Sumpah, jadi kangen sama kung ! :'(
Kung yang tenang ya di sana. . .
Walopun kung uda jauh, tapi aku ngerasa kung masii deket kok sama kita-kita. Dan aku yakin kung uda bahagia di sana !
Semua hal yang pernah kung ajarin ke aku akan selalu kujadikan pedoman untuk menghadapi kerasnya hidup ini. Dan semua kenangan selama 15 tahun bersamamu akan menjadi kenangan terindah yang tak akan kulupakan.
Miss you. . . .
I'll love you 'till the end of time !

My Beloved Grandpa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar